Tuesday, January 2, 2018

Bidadari ku yang terluka
Bagian 3


Pintu kamar vina terbuka lebar terlihat sosok gadis bernama bella di depan dengan menatapnya kesal dan jijik
"heh! Lo disini inget posisi lo ya?! Lo cuma gembel yang beruntung! Dan lo harus tau! Di istana ini bukan surga buat lo! Tapi awal dari pintu neraka buat lo! "

Brak!

Pintu kamar ditutup dengan keras membuat telinga terasa sakit dengan suaranya, vina tersenyum getir menahan tangisnya berharap bahwa bella tidak akan menyakitinya. Ia sadar bahwa ia bukanlah siapa-siapa di rumah ini. Ia hanya orang asing yang menetap di rumah sang putri.
"hahhhhh..." vina menghembuskan nafasnya menahan tangis dan mencoba bersabar. "Tuhan takkan mungkin memberinya nasib buruk yang tak bisa ia selesaikan" gumamnya penuh harap. Ia beranjak dari bedcover empuknya menuju ke kamar mandi untuk membersihkan tubuhnya ia tercengang melihat kamar mandi yang bersih dan terkesan mewah menjadi miliknya. Ia membuyarkan lamunannya dan kembali fokus ke aktivitas yang akan ia lakukan.

***

Pagi hari telah tiba, sinar matahari pagi sangat indah dan membuat aktivitas orang-orang semakin sibuk. Seorang gadis membuka mata indahnya perlahan dan mengeliat manja di atas kasur empuknya.
"eeenggh..." ia tersenyum melihat sekelilingnya, "ternyata semalam bukanlah mimpi" gumamnya penuh senyuman. Ia beranjak dari kasurnya menuju kamar mandi.

***

Tap tap tap

Langkah kaki menggema di ruangan, satu persatu anak tangga ia turuni dengan perlahan senyumnya yang tak pernah lepas dari wajahnya membuatnya semakin cantik. "vina, sudah bangun sayang?" tanya wanita paruh baya yang tersenyum ke arahnya
"iya tante" jawabnya malu-malu
Ia beralih menatap bella yang saat ini tengah menatapnya tajam pertanda tak suka,namun ia hanya membalas tatapan bella dengan senyuman manisnya, sayangnya bella memalingkan wajahnya.

"ayo kita makan, kamu pasti sudah lapar kan?" vina tersadar dan tersenyum "iya tante" jujur saat ini vina merasa tidak enak pada bella yang tak menerimanya dengan baik di rumah ini. Ia bingung harus melakukan apa agar bella bisa menerimanya dan berteman dengannya.

"hari ini kamu cantik sekali sayang,apa kamu ada rencana mau pergi?" tanya wanita itu. "ah, tidak tante. Aku bingung mau milih baju apa, karna di lemari kebanyakan baju.... Baju pesta mungkin, vina gak tau nama bajunya apa" jawabnya kebingungan. Bella yang mendengar langsung berfikir "maksud lo dress? Gaun? OMG masa lo gak tau namanya sih?! Katrok banget jadi manusia!" jawab bella dengan nada mengejek.
"bella... Kamu gak boleh ngomong gitu, mama gak pernah ya ngajarin kamu ngomong gitu. Itu namanya gak sopan!"
Bella hanya memutar bola matanya malas "iya-iya" jawabnya cuek. Yah saat ini vina memakai jeans hitam panjang dan sweater dongker, ia terlalu bingung melihat lemarinya yang dipenuhi dress putih dan hitam, namun ada juga beberapa baju lengan panjang dan jeans di lemari, ia terpaksa memakainya. "gitu ya? Tante sengaja taruh dress di lemari kamu, soalnya bella gak suka sama dress-dress yang tante beli dulu, jadinya tante kasih kamu aja. Lagian bella gak suka warna putih ataupun hitam makanya tante kasih ke kamu. Kan sayang juga kalau di buang, semoga aja kamu suka ya? " jelas wanita itu.
Vina tersenyum dan mengangguk "vina suka kok tante!"  wanita itu hanya tersenyum.

Diam... Selama sarapan mereka hanya diam, vina tidak suka jika suasananya menjadi canggung. Ia mencoba mencairkan suasana, tapi ia teringan suatu hal yang mengganjal, ia tidak tau siapa nama wanita paruh baya yang sudah menolongnya ini.

"eeemm, tante. Vina mau nanya, tante kan udah nolongin vina tapi vina gak tau nama tante siapa, apa vina boleh tau?" kali ini vina angkat bicara
"oohh, maaf tante gak bilang yaa?? Hahaha pantesan kamu kok kayaknya bingung banget nyatanya cuma gak tau nama" jawabnya terkekeh "nama tante Sua, maaf ya tante malah bikin kamu jadi janggung. Maka dari itu gak usah panggil tante panggil aja Mama okay?" tanyanya "ohh iya tante! mm.. maksudnya ma..ma"

Bella yang mendengar obrolan mamanya dan vina semakin tambah kesal dan lagi ia menjadi tambah muak melihat gembel yang makin kegirangan tinggal di rumahnya. Ia beranjak dari meja makannya dan pergi menuju kamarnya.

BRAK!

Pintu kamar ditutup dengan kencang vina yang mendengar kaget dan mengelus dadanya. Sya menatap datar kelakuan anaknya dan beralih menatap vina yang kini tertunduk sambil memegang sendok dan garpu di tangannya. "maafkan bella ya vina ? Dia itu suka iri sama orang baru, dan lagi mungkin karna kebiasaan manjanya." Vina menatap sua dan tersenyum "gak papa kok tante, vina bisa ngerti gimana perasaan bella saat ini" jawabnya dengan senyuman.

Crasssss

Hujan, kota ini yang tadinya cerah berubah menjadi mendung dan mengeluarkan air, semakin lama semakin lebat. Vina duduk di dekat jendela kaca kamarnya , menatap hujan yang turun dengan derasnya . "hmmm padahal tadi sangat cerah. Kenapa harus hujan sekarang ?" gumannya . Ia melihat termenung.

Tess tesss ...
Hingga hujan berenti ia tetap tak beranjak dari tempatnya. Iya tertunduk..

'Apa suatu hari aku akan tersingkirkan dari keluarga ini ? apa aku selalu di anggap musuh oleh bella ? kenapa hidup harus sepahit ini?' fikirnya "Hahhh .... ibu , apa hidup vina akan baik baik saja tanpa ibu ? Mungkin ayah juga bersama ibu ya ? Semoga saja ibu mendengarkan semua keluhan ku. Ibuuu.. ayah... vina kange ... "Gumamnya.


Karangan : Safitri Octavia , 30 Desember 2017 , Riau / Kuansing / Kuantan tengah / Desa Beringin .

0 komentar:

Post a Comment